RENDAHNYA KESADARAN ANAK-ANAK DALAM PENGHEMATAN LISTRIK

Dari hasil pengamatan dan penelitian perilaku anak dirumah dalam penghematan penggunaan listrik masih rendah. Ini bisa kita lihat saat anak-anak menonton tv kemudian ditinggal pergi saja tanpa dimatikan dulu. Meninggalkan ruangan tanpa mematikan lampu. Menghidup player musik dengan volume sangat keras. Menghidupkan pendingin ruangan dengan volume temperature dingin. Membuka kulkas terlalu lama. Banyak lampu yang menyala di beberapa ruangan tapi tidak ada orang. Lupa mencabut carger hp yang sudah penuh.

Di sini peran orangtua dalam memberi nasehat kepada anak-anak sangatlah penting, dengan memberi pengertian bahwa jika listrik banyak dipakai maka jumlah yang harus dibayar semakin besar. Tidak cukup nasehat saja yang di ucapkan orangtua kepada anak-anak, tetapi contoh konkret atau nyata dalam penghematan listrik.

Untuk memberikan pembelajaran yang langsung bisa dilihat dan dipraktekan anak-anak, di Museum Listrik di sediakan Ruangan khusus yang bernama Ruang Cerdas Listrik. Ruang Cerdas Listrik , anak-anak bisa melihat langsung dan praktek penggunaan listrik dengan bola lampu pijar akan boros listrik dibandingkan dengan bola lampu hemat listrik jenis LED yang ditunjukan dengan alat ukur watt, amper meter pada jarum indikator. Pemakaian AC dengan jenis inverter akan lebih hemat listrik dibandingkan dengan AC tanpa converter yang ditunjukan dengan jarum indicator watt, amper meter. Membunyikan musik dengan volume keras akan semakin banyak listrik dipakai .

Dengan menanamkan nilai-nilai perilaku yang hemat energy listrik kepada anak se-usia dini akan membantu orangtua dalam membayar listrik juga membantu pemerintah dalam penyediaan tenaga listrik yang biaya produksinya besar. ( sigit wahyono / museum listrik & energy baru / 17-03-2014 )

Komentar